<$BlogRSDUrl$>

Berita

Berisi berita2 pilihan editor

Wednesday, March 03, 2004

Menghibur Remaja dengan Mimpi 

negriku yg malang, generasi muda yang kepalang...
Edisi 176/Tahun ke-5 (5 Januari 2004)

Tayangan televisi yang saban hari nongol di layar kaca kian hari kian
bervariasi. Perebutan kue iklan antar stasiun televisi pun kian gencar.
Dan kaum remaja jadi sasaran empuk para pengelola TV untuk dapetin porsi
iklan yang lebih besar. Kebayang kan jumlah remaja yang hobi nongkrong
depan TV? Wuih, buanyak buanget. Saking banyaknya, planet bumi pun nggak
muat menampung mereka. Makanya mereka punya tempat hidup sendiri di Planet
Remaja . Huhuy!


Nggak heran dong kalo makin ke sini hiburan yang membidik pasar remaja
mengalir deras bak longsor Bohorok. Nggak cuma sinetron, gosiptaintment,
horortaintment, sampai reality show pun nggak mau ketinggalan menyapa
kawula muda. Pokoknya remaja dibidik dari segala sisi. Depan, belakang,
atas, bawah, kiri, kanan. Kalo perlu dilengkapi dari delapan arah mata
angin. Soalnya, mereka haus hiburan-hiburan yang gratis bin ekonomis.
Cocok buat kantongnya yang cekak. Jangan geer ya dipuji kayak gini..Hehehe


Di antara banyak acara TV buat remaja, kayaknya sinetron dan reality show
yang paling banyak digandrungi. Buktinya, Panasonic Award 2003 yang
digelar 12 Desember lalu berhasil diraih 'Katakan Cinta' dan 'Kecil-kecil
Jadi Man-ten' untuk kategori reality show dan Drama seri terfavorit. (
Suara Merdeka , 13/12/2003).


Secara psikologis mayoritas remaja memang doyan melototin tontonan yang
bercerita seputar liku-liku kehidupan mereka yang penuh warna. Wajar
banget kan kalo akting Samuel Rizal dan Shandy Aulia dalam "Eiffel?I'm in
Love" yang berlaga di bioskop sekelas twenty one masih menyedot perhatian
remaja meski sudah diputar beberapa minggu. Wah?AADC bisa kalah tuh!



Menjual mimpi via televisi


Booming film layar lebar AADC seolah menjadi pemicu meledaknya produksi
lokal sinetron remaja. Judul demi judul sinetron remaja di televisi datang
dan pergi silih berganti. Dan setiap tayangannya nggak luput dari buruan
para sinemaniaks, meski beberapa stasiun mengetengahkan film seri drama
remaja interlokal. Ngikutin semboyan peme-rintah, cintai produksi dalam
negeri. Hehehe?


Kini, produk lokal seperti ABG , Cinta SMU, Kawin Gantung, Inikah Rasanya,
Kecil-Kecil Jadi Manten , atau Ada Apa Dengan Cinta yang menampilkan para
new comer yang fresh from the oven (emangnya KFC..) makin diminati.
Sayangnya, para pembuat atau pihak pengelola stasiun TV seolah menutup
mata akan miskinnya kualitas sinetron remaja ini. Ceritanya hanya menjual
mimpi alias nggak realistis. Selalu identik dengan gaya hidup glamour khas
kaum borjuis. Sementara para penontonnya dari kalangan ekonomi pas-pasan.
Pas lagi hidup mewah, eh?pas lagi mimpi.


Lebih parah lagi tatkala temanya nggak jauh dari persoalan cinta remaja
dengan segala intriknya. Kesannya nggak ada persoalan hidup yang lebih
berharga bin menarik untuk diangkat dalam cerita. Padahal, kreativitas
anak muda dalam KIR, lika-liku perjuangan masuk PTN, aksi tawuran,
penyalah gunaan narkoba, atau free sex lebih mewakili kehidupan remaja
masa kini dan punya nilai lebih untuk diangkat ke layar kaca. Bu-kannya
acara yang hanya menjual keme-wahan, kecantikan, dan popularitas doang.
Basi!



Makin crazy, makin diminati


Selain sinetron, reality show tengah asyik membidik kehidupan remaja.
Acara yang menyajikan reaksi asli bin alami perasaan suka, benci, cemburu,
sedih, marah, atau girang yang dialami remaja. Murni tanpa campuran minyak
tanah, eh tanpa tuntunan skenario atau arahan gaya dari sang koreografer.
Ini yang menjadi hiburan asyik bagi penonton televisi.


Tercatat, Katakan Cinta , Harap-harap Cemas , dan Playboy Kabel adalah
reality show yang paling diminati remaja. Mereka seolah dibawa ke dunia di
mana impian mereka bisa diwujudkan dalam dunia nyata. Berupa ungkapan unik
rasa cinta ama buah hati, mengetes kesetiaan pasangan, sampai aksi
penguntitan bak detektif pun dijabanin guna menguji ikatan asmara di
antara mereka. Pokoknya seru. Makin crazy , makin diminati!


Katakan Cinta termasuk reality show pertama tersukses yang membidik pasar
remaja. Bayangin aja, nembak cewek/cowok di muka umum dan ditonton orang
se-Indonesia, coba? Malah ada yang pake acara akrobat, nyelam di Sea
World, pura-pura kecelakaan, jadi tokoh pewayangan, sampai acara candle
light dinner super spesial untuk menjerat sang pujaan hati. Heeebooooh ?


Sementara H2C (Harap-Harap Cemas) hadir dengan melibatkan aksi bak spy .
Dalam upaya menyelesaikan kasus asmara para kliennya, Ari Dagienkz
dan drummer grup Clubeighties , Desta, yang memandu acara bertindak bak
detektif swasta. Menguntit korban selama beberapa hari dilengkapi kamera
tersembunyi yang diarahkan pada korban.


Kegilaan makin meningkat pada tayangan Playboy Kabel (PK), yang
terinspirasi dari reality show Jepang berjudul Black Mail , dengan empat
presenter sekaligus. Peserta minta bantuan PK untuk menjebak pasangan atau
orang terdekatnya untuk membuktikan dugaannya selama ini. Sebutlah seorang
cewek yang ingin tahu apakah pacarnya playboy atau bukan. Begitu terbukti
playboy, luluh di depan cewek penggoda yang memang disiapkan oleh kru PK
maka adegan berikutnya bisa macam-macam seperti tamparan, siraman, cacian,
makian, dll. Pokoknya, Matrix Revolution juga kalah serunya.



Menghasilkan remaja "instant"


Disadari atau tidak, sisi negatif dari hiburan remaja yang menjual mimpi
telah membidani lahirnya remaja "instant". Hal ini diungkapkan oleh
Psikolog remaja, Bu Inna Mutmainah ( Republika Online , 05/10/2003).


Beliau mengingatkan, gencarnya sinetron remaja yang berkiblat pada gaya
hidup Barat akan membentuk pola sikap dan pola pikir remaja yang pengen
serba instant alias cepat. Yang kepikiran cuma hasilnya, nggak mau
capek-capek jalanin prosesnya. Doyan banget melototin para pemeran yang
good looking dan gaya hidup mewahnya. Impian untuk menjadi bagian dari
para selebritis muda itu selalu memenuhi alam khayalnya.


Alur cerita yang datar dan miskin konflik membuat daya pikir mereka kurang
terlatih dalam memecahkan persoalan hidup. Bisa-bisa mereka nggak segan
untuk melakukan apa pun untuk meraih kemewahan, kecantikan, dan
popularitas impiannya itu. Meski harus mengorbankan martabat atau
mengumbar aurat. Walah, berabe euy!


Reality show yang berprinsip 'tertawa di atas penderitaan sang korban'
seolah memanjakan kesenangan mereka yang hanyut dalam buaian panah asmara.
Padahal masih banyak persoalan hidup yang lebih besar dan mulia yang kudu
dipikirin remaja selain cinta bin asmara kepada manusia. Waktu, tenaga,
dan pikirannya bakal terkuras habis untuk mengulik virus merah jambu ini.
Hasilnya, waktu kita yang amat berharga ditukar dengan aktivitas yang
miskin manfaat. Alamat rugi dunia akhirat tuh.



Gaya hidup Barat biangnya


Lahirnya remaja "instant" merupakan harga mahal yang harus dibayar akibat
berkiblat pada budaya Barat. Kreativitas para produser acara TV untuk
menyajikan acara yang berkualitas ambruk dihantam kuatnya motivasi rating
dan kue iklan yang diperebutkan. Hantamannya sekuat upper cut Naseem
'Prince' Hamid. Semakin tinggi rating diperoleh, semakin banyak
penontonnya, maka semakin tinggi pemasukan iklannya. Kondisi ini
menguntungkan stasiun televisi, rumah produksi maupun pengiklan. Inilah
gambaran nyata dari Kapitalisme. Tidak ada yang lebih berharga selain
materi. It's all about the money!


Lihat saja isi yang dihadirkan dari sinetron atau reality show buat
remaja, semuanya kental dengan perilaku permissivisme alias
keserbabolehan. Pemahaman inilah yang menjadi ciri khas masyarakat Barat
yang sekuler. Bagi mereka, kebebasan individu nggak boleh ada yang larang
selama nggak bikin rugi orang lain.


Berlomba tampil cantik dengan balutan busana yang ketat nan memikat,
kata-kata ma-kian dan cacian berham-buran, peluk dan cium pun dijadikan
menu sehari-hari dalam pergaulan-nya. Dengan alasan tuntutan skenario
semua boleh dilakukan. Yang nggak boleh cuma keluar dari skenario. Apalagi
keluar dari lokasi syuting alias kabur. Hehehe?


Kondisi di atas makin amburadul dengan budaya hedonis di sepanjang cerita.
Gaya hidup metropolis , Sophaholic (gila belanja), fast food , dugem, atau
sekadar nongkrong di café untuk berhaha-hihi. Ditambah para pemeran yang
berwajah tampan dan fisik aduhai lebih ditonjolkan dibanding kematangannya
dalam berakting. Meski aktingnya pas-pasan, yang penting cakep bin keren.
Gimana nggak betah para remaja untuk nongkrong depan TV. Sampe lupa waktu
dan lupa kalo lagi numpang nonton di rumah tetangga. Itu mah KTM atuh
alias Kagak Tahu Malu?.



Membingkai masa depan dari sekarang


Sobat muda muslim, persoalan hidup yang sepantasnya kita pecahkan adalah
bagaimana kita membingkai masa depan kita. Selain hari ini dan kemarin,
ada hari esok yang harus kita pikirin. Nggak ada dalam kamusnya manusia
itu selamanya muda, kuat, dan cantik. Kita pasti akan menjadi orang TOP
(Tua Ompong Peot) yang berkaki tiga karena jalannya terbungkuk-bungkuk
ditopang tongkat kayu. Yang jadi per-tanyaan, siapkah kita ngadepin
masa-masa itu?


Akidah Islam yang tertanam dalam jiwa sesungguhnya telah mengajarkan kita
dalam hidup untuk melihat ke depan, menengok ke belakang, atau melirik ke
samping. Artinya kita dituntut untuk berpikir panjang dalam berpikir dan
berbuat. Soalnya pascakontrak kita di dunia abis, Allah bakal 'mengaudit'
tingkah laku kita selama hidup.


Maka aneh banget kalo kita berpikir masa depan itu gimana nanti. Soalnya
kita nggak akan pernah tahu apa yang terjadi besok. Biar kata dukun,
peramal, atau paranormal masa depan kita bakal sukses, itu bo'ong banget.
Kita sendiri yang nentuin masa depan kita. Bukan mereka, orang tua, teman,
atau guru. Kita akan menuai rugi dunia akhirat kalo masa hidup kita isi
dengan bermain-main atau berkhayal meraih mimpi.


Rasulullah saw bersabda: " Manfaatkan lima perkara sebelum (datang) lima
perkara: masa hidupmu sebelum (datang) matimu, masa sehatmu sebelum
(datang) masa sakitmu, masa senggangmu sebelum (datang) masa sempitmu,
masa mudamu sebelum (datang) masa tuamu, dan masa kayamu sebelum (datang)
masa miskinmu . (HR Tirmidzi)


Mari kita sama-sama siapkan bekal untuk membingkai masa depan kita.
Caranya, IKUT PENGAJIAN. Nggak usah bingung bin kaget. Soalnya dengan ikut
pengajian, selain pahala dari Allah, kita juga bakal dapet dua keuntungan.
Pertama , akidah Islam kita akan terpelihara dan terjaga dari
kotoran-kotoran budaya Barat yang berseliweran di lingkungan kita. Kedua ,
kita akan terlatih dan termotivasi untuk selalu memikirkan masa depan.
Baik di dunia maupun di akhirat.


So, jadilah generasi punk-ajian . Kita selamat, masa depan terlihat,
akhirat pun didapat. Yuk?yaa?yuuuk! [hafidz]





?Akademi' Pencipta Bintang
Edisi 183/Tahun ke-5 (23 Pebruari 2003)

Tren ajang pemilihan bintang di sejumlah televisi mampu menye-dot
perhatian remaja. Trans TV dengan Popstar -nya, Indosiar dengan AFI-nya (
Akademi Fantasi Indosiar ), dan TPI dengan Bakal Beken -nya. TransTV dan
Indosiar mengadaptasi dari ajang pemilihan bintang kelas interna-sional,
sementara TPI produksi lokal.

Ngeliat antusiasme peserta (kebanyakan remaja seusia kamu) yang ikut
audisi di ajang itu, naga-naganya mereka kepengen banget tuh jadi bintang.
Entah nanti bisa akting, bisa nari, bisa olah vokal. Pokoknya, mereka
dimatangkan profesionalismenya sebagai calon entertainer .

Mau tahu jumlah yang ngikut audisi ini? Hmm.. bolehlah dicatat, Popstars
misalnya, di Jakarta diikuti 1.500 peserta, Surabaya oleh 800 peserta,
Makasar dan Medan masing-masing 500 peserta, sedangkan Bandung dan Yogya
masing-masing diikuti 1.300 peserta. Sementara Akademi Fantasi Indosiar
total mampu menjaring 7.000 peserta dari empat kota audisi.
(suaramerdeka.com, 04/01/2004)

Sebagai catatan tambahan, kegiatan Akademi Fantasi Indosiar pada 2003
digelar di empat kota besar yaitu Bandung (17-19 Oktober), Medan (17-19
Oktober), Surabaya (21-23 Oktober), dan Jakarta (23-26 Oktober).

Dari Bandung yang diikuti 1.122 peserta akan diambil tiga peserta,
Surabaya yang diikuti 770 peserta akan diambil tiga peserta, Medan yang
diikuti 350 peserta akan diambil dua peserta, dan Jakarta yang diikuti
4.300 peserta akan diambil empat peserta.

Ke-12 peserta tersebut selanjutnya akan dikarantina untuk menjalani
pendidikan di Akademi Fantasi Indosiar selama 70 hari. ?Kegiatan mereka
selama pendidikan akan ditayangkan secara live di Indosiar. Begitu pula
dengan kegiatan Akademi Fantasi Indosiar di empat kota akan ditayangkan
setiap hari Minggu mulai tanggal 2 November 2003,? (pikiran-rakyat.com)

Sobat muda muslim, gelaran semacam ini tentunya membuka jalan untuk
menjadi bintang semakin lempang. Dengan kata lain, fasilitas ini
memudahkan calon bintang untuk unjuk kebolehan sepuas-puasnya dan
sebisa-bisanya. Sebagaimana halnya berbagai lomba lain, maka kegiatan
pemilihan calon bintang di dunia entertainment ini adalah untuk mencari
peserta yang istimewa sesuai standar panitia untuk dijadikan sang bintang.
Yup, sang bintang!

Buktinya, Popstar udah berhasil mengor-bitkan Joe, Andi Lee, Elsa, Dini,
dan Dandy. Kepopuleran mereka seperti jatuh dari langit setelah mengikuti
Popstars. Ehm, mereka mulai masuk dapur rekaman 19 November 2003 dan
bersiap membuat album perdana melalui Warner Music Indonesia. Remaja lain
pasti ngiler ngeliat kesuksesan mereka. Maka berbondong-bondonglah ngikut
test masuk ?akademi' pencipta bintang itu.

Apalagi kalo ngeliat pendahulunya yang kini jadi bintang tenar juga
meluncur dari ajang sejenis. Tengoklah Krisdayanti, AB Three, dan Andien
yang sukses setelah ikutan ajang Asia Bagus di RCTI tempo dulu.

Berdasarkan pantauan situs suara-merdeka.com , sebagian besar peserta
mengaku ingin menjadi terkenal setelah mengikuti ajang semacam ini. Simak
saja komentar Yanni Rizkiyanty, peserta Akademi Fantasi dari Medan,
?'Bohong-lah kalau ikut acara semacam ini bukan karena keinginan untuk
menjadi terkenal. Pasti tujuan utamanya itu. Khusus di Akademi Fantasi
ini, tentu saja saya ingin menambah ilmu, karena selama 70 hari dididik
oleh ahli-ahli di bidang masing-masing. Jadi selain ingin terkenal, tentu
ingin menambah ilmu supaya bisa menjadi profesional.?

Jadi kian jelas saja, mana ada orang yang ngikut audisi AFI atawa Popstar
cuma iseng-iseng berhadiah (TTS kaleee..), pasti ada semangat lain yang
sudah dibangun sejak lama; ingin jadi orbek! Kalo jadi orbek, selain sudah
populer, eh, tajir pula. Tul nggak?

Sobat muda muslim, ngeliat perkem-bangan ini, kita prihatin banget lho.
Kita was-was en ketar-ketir khawatir kalo remaja muslim juga banyak yang
latah ingin jadi seleb di dunia entertainment . Itu sebabnya, sebelum kamu
terlanjur ikutan ajang itu, kita-kita ingin berbagi pengalaman dan ilmu
sama kamu. Harapannya, kita bisa memanfaatkan hidup ini dengan benar dan
baik.



Mengajarkan kebahagiaan semu

Ajang pemilihan calon bintang yang digelar di beberapa televisi swasta
ini, memang menarik minat calon peserta, khususnya remaja. Maklumlah,
siapa sih yang nggak ingin jadi tajir dan terkenal?

Gelagat seperti ini bukan kabar bagus sobat. Soalnya, teman-teman remaja
bakalan dididik menjadi manusia yang cuma bisa dan boleh menikmati
kebahagiaan bersifat duniawi semata. Para pendahulu mereka udah ngajarin
bahwa kalo udah jadi bintang tenar, apa pun keinginan kita bisa kita raih
dengan mudah. Celakanya, seringkali dengan menghalalkan segala cara.
Jangan sampe deh!

Dan kita juga dibuat nggak habis pikir, penghargaan kepada mereka yang
jago nyanyi, jago joget, jago akting, dan jago di bidang olahraga sering
bikin iri mereka yang menonjol di bidang ilmu pengetahuan. Coba, Olimpiade
Fisika saja liputan media sangat mi-nim, udah gitu nggak dihargai de-ngan
sangat hebat bila dibandingkan dengan prestasi di bidang seni dan
olah-raga. Aneh bin ajaib kan?

Kamu mungkin pernah dapat info bahwa penghasilan seleb jauh lebih besar
dari profesi kebanyakan masyara-kat kita. Lihat aja gimana beken dan
tajirnya Joshua Suherman, sebagai selebriti cilik. Doi nih, yang ngetop
lewat lagu Cicit Cuit bisa berpenghasilan Rp 150 juta dari satu iklan
saja. Catat, satu iklan saja, lho. Berapa gaji guru or dosen kita sebulan?
Padahal Joshua, yang usianya jauh di bawah kita-kita itu, udah membintangi
iklan printer Epson, Sakatonik ABC, dan banyak lagi yang lain - disamping
dari penjualan kaset dan acara-acara yang banyak memakai dia. Angka Rp 500
juta setahun tidaklah sulit diraih Joshua. (Jangan Jadi Seleb, hlm. 11-12)

Ehm, nggak ketinggalan, kelompok U2 dan ?Nsync masing-masing ternyata
menempati posisi puncak dan kedua dalam daftar grup musik yang tajir lewat
konser. U2 dalam konsernya di tahun 2002 aja mampu mengeruk pendapatan
kotor US 143 juta dollar, demikian laporan Amusement Business . Mereka
dalam sepanjang tahun 2002 tampil di 113 tempat seantero jagad.

Walah, hebat amiiir! Pantesan aja Joe, Andy Lee, Elsa, Dini, dan Dandy
yang menang di Popstars kompak menyebut ingin go international . ?Kayaknya
melalui ajang ini keinginan untuk go international itu bakal bisa
terpenuhi. Soalnya karena memang acara ini kan punya link secara
internasional, jadi para pemenang memang dipersiapkan untuk go
international . Itu sebabnya aku milih ikutan Popstars,? tambah Dandy,
mahasiswa UGM yang rela cuti sementara dari kegiatan kuliahnya demi
mengejar cita-cita. (suara-merdeka.com, idem)

Selain tajir, tentu pengen ngetop. Oya, kamu tahu Eric, yang ketiban
?rejeki' duet sama Melly Goeslaw? Dalam buku Jangan Jadi Seleb karya Kang
Solihin dan Kang Iwan (kata beberapa teman di Bogor, Cianjur, dan
Surabaya, nih buku dihadiahkan juga lho ke peserta AFI yang gagal oleh
seorang penonton di studio Indosiar pas tayangan konser AFI di bulan
Pebruari ini. Moga yang baca nyadar yee..) disebutkan bahwa Eric yang
kelahiran Purwokerto 12 Oktober 1982 itu kayaknya beruntung banget bisa
mengalahkan para saingannya saat audisi untuk nyanyiin soundtrack A2DC,
Ada Apa dengan Cinta? Doi yang punya nama asli Muhammad Erlangga Adi
Nugraha ini jadi ngetop en beken setelah kejaring Melly. Konon kabarnya
vokal Eric mirip banget dengan Ari Lasso.

Tapi yang pasti, keber-hasilan Eric nggak begitu saja mudah diraih,
sebe-lumnya, doi emang punya cita-cita jadi seleb. Buktinya, kegiatan
ber-musiknya udah dimulai sejak SMP. Belum jadi vokalis, saat itu doi
didaulat buat jadi gitaris dalam band bentukannya bareng temen-temen
se-baya. Kesempatan buat jadi vokalis datang begitu vokalis di band
tersebut mutusin cabut permanen. Tadinya cuma pingin coba-coba, eh malah
keterusan. Jadi emang sejak awal udah punya cita-cita ya?

Mungkinkah kita udah kehilangan akal sehat untuk bisa berpikir lebih
cerdas? Nggak tahu juga. Tapi yang pasti, fakta membuktikan bahwa
kebanyakan dari kita ternyata tetap tak bisa berpikir dengan sehat,
apalagi mengajarkan pendidikan yang benar. Buktinya, standar kebahagiaan
aja dinilai dari banyaknya harta dan kenikmatan jasadi yang diraih. Semu
banget ya? Duh, menyedihkan banget ya?



Jangan lupakan Islam!

Sobat muda muslim, hidup di dunia ini nggak lama. Itu sebabnya, kita
kepengen banget berlomba ngebanyakin amal baik. Namun, jika ngeliat
maraknya remaja yang terbius oleh ajang Popstar , AFI , dan Bakal Beken ,
rasanya kita kudu prihatin dan segera ngambil tindakan pencegahan. Bukan
apa-apa, kita nggak ingin menyaksikan kerusakan umat ini kian parah. Nggak
ingin sobat.

Meski kita nulis bernada sinis dan menyerang begini, mohon untuk tidak
dianggap sebagai bentuk permusuhan, tapi karena niat baik kita-kita untuk
mengingatkan kamu semua. Lagian kata Bang Rhoma dalam lagu Kawula Muda,
?Hei kawula muda, kau punya semangat/Hei kawula muda, kau punya keringat/
Kobarkan api juang mencegah maksiat..? Nah lho.. harusnya kita mampu
mencegah maksiat bukan malah menciptakan maksiat. Tul nggak?

Menghadapi kondisi seperti ini apa yang harus kita lakukan? Pertama , kita
jangan tertipu dengan gemer-lapnya kehidupan kaum seleb, hingga membuat
kita gelap mata bahkan berusaha untuk bisa hidup seperti mereka dengan
mengikuti ajang pemilihan calon bintang tenar. Berbahaya, kawan! Kedua ,
kita harus tahu, bahwa makna kebahagiaan adalah tercapainya ridho Allah,
bukan banyaknya materi dan harta yang diperoleh semata. Ketiga , kita
harus sadar, bahwa dalam hidup ini kita senantiasa terikat dengan
aturan-aturan Islam. Firman Allah Swt:

?Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggungan jawabnya.? (QS al-Israa [17]: 36)

Itu sebabnya, dalam hidup ini kita berusaha untuk ngebanyakkin amal baik.
Dalam sebuah riwayat, seorang sahabat bertanya, ?Ya, Rasulullah, yang
bagaimanakah orang yang baik itu?? Nabi menjawab, ?Yang panjang usianya
dan baik amal perbuatannya.? Dia bertanya lagi, ?Dan bagaimana orang yang
paling buruk (jahat)?? Nabi saw menjawab, ?Adalah orang yang panjang
usianya dan jelek amal perbuatannya.? (HR. Ath Thabrani dan Abu Na'im)

Sobat muda muslim, kita boleh dan harus punya cita-cita untuk masa depan.
Tapi mohon agar cita-cita itu selaras dengan tuntanan agama kita. Pengen
jadi seleb di dunia entertainment seperti sekarang? Walah, kelihatanya
perlu diformat ulang tuh. Kita hidup hanya untuk Islam semata.
Mempelajari-nya, memahaminya, dan memperjuangkannya.

Nggak usah malas en minder kalo dikatain sok alim gara-gara kita lebih
sibuk ngaji en ngurus pengajian ketimbang hura-hura seperti teman pada
umumnya. Tetep pede en semangat mengkaji dan ngajak teman ke jalan
kebenaran Islam. Kita bisa kok melakukannya sekarang.

Yuk, mumpung usia kita masih muda, kita berusaha untuk menjadi yang
terbaik bersama Islam dan mencoba ngajak teman-teman yang belum maupun
yang udah terlanjur nyebur ke dunia selebritis. Dunia yang lebih banyak
?hitam'-nya ketimbang ?putih'nya. Kekayaan ada habisnya, dan ketenaran ada
batasnya. Iya nggak, Bro? [solihin]

--

posted by IT Tipps & Tricks  # 12:48 PM

Archives

Tuesday, December 16, 2003   Wednesday, December 17, 2003   Wednesday, December 24, 2003   Thursday, December 25, 2003   Saturday, January 03, 2004   Monday, January 05, 2004   Tuesday, January 13, 2004   Wednesday, January 14, 2004   Sunday, February 01, 2004   Monday, February 02, 2004   Monday, February 16, 2004   Wednesday, February 18, 2004   Thursday, February 19, 2004   Wednesday, March 03, 2004   Monday, March 22, 2004   Friday, August 06, 2004  

This page is powered by Blogger. Isn't yours?